9 Agustus 2014

Wawancara Ekslusif Antara Capung & Al Azhaar

Pasca berakhirnya Tahun Ajaran 2013/2014 salah satu pengajar SD Islam Al Azhaar Tulungagung mengaku Galau tentang nasibnya di lembaga tersebut. Untuk itu harian "Kompos" yang bekerjasama dengan salah satu stasiun televisi (SCTP) mencari kebenaran sekaligus mewawancarai bapak Muhammad Syihabuddin mengenai dirinya dan Al Azhaar.

Narasumber    : Bapak Syihab, Pengajar SD Islam Al Azhaar
Pewawancara  : Ibu Ditaleni, Wartawan harian Kompos


cinta
Beliau tampil SOk COOL saat diwawancarai
Bagaimana ceritanya bapak kok bisa mengajar di Al Azhaar?
Pebruari 2011 saya ujian praktek mengajar disini (Al Azhaar, red.) selama sebulan, lalu saya dinyatakan lulus dan pulang kampung ke Jepara. Dalam rangka menunggu pendaftaran kuliah di UIN Jogja saya mengajar di MA dekat rumah. Setelah dua bulan di rumah saya dapat tawaran dari Ibu Tuti lewat sms untuk mengajar disini dan saya pun menerimanya. Lebih detailnya silahkan ibu baca salah satu posting tentang hal ini di blog saya.

Sudah berapa lama bapak di Al Azhaar?
Secara formalitas terhitung sejak tanggal 1 Mei 2011 saya telah menghabiskan masa mengabdi di Al Azhaar selama 4 tahun berjalan ini.


Bagaimana dengan status kepegawaian bapak di Al Azhaar?
Status tertinggi mengenai kepegawaian sendiri itu pegawai tetap. Dalam bahasa saya status tersebut seperti ras Arya. Namun saya sendiri tidak menargetkan status elit tersebut meskipun saya sudah memasuki tahun ke empat disini. Dan saya ini termasuk kategori pegawai yang memiliki dua status, dari sisi SD saya masuk HR, dari sisi kursus bahasa Inggris milik Al Azhaar sendiri (AEC, red) status saya juga masih PKDWT.



Lalu, bapak mengajar mapel apa disini?
Secara formalitas saya sebagai guru mapel bahasa Inggris namun karena ini lembaga swasta tak menutup kemungkinan untuk andil diberbagai bidang studi. Setiap tahun amanah mengajar juga selalu rolling, untuk tahun ajaran 2013/2014 sendiri saya diberi amanah mengajar bahasa Arab, PAI, Yanbu'a, club juz Amma dan pendamping extra badminton.

Kalau kami boleh tahu, berapakah gaji bapak di Al Azhaar?
Sebenarnya di Al Azhaar tidak ada istilah gaji yang ada cuma Bisyaroh. Pertama kali merumput di Al Azhaar bisyaroh saya 300 juta (300 ribu, red), namun tahun demi tahun Alhamdulillah bisyaroh saya terus naik mungkin berkat orang-orang terdahulu yang selalu menanamkan jiwa ikhlas kepada saya dan akhirnya busyaroh itu barokah dan manfaat. Sehingga saya bisa membeli laptop, membiayai kuliah dan mencukupi kebutuhan saya. Sejak saat itu pula saya tak lagi meminta uang orangtua, kecuali kalau di rumah dan kepepet.

Selama 4 tahun mengajar, kesan apa saja dari murid-murid?
Kalau saya jawab semua sepertinya gak bisa karena kesan saya terlalu banyak. Mungkin ibu bisa mengajukan pertanyaan yang lain.

Oh gitu, apakah bapak betah atau nyaman di Al Azhaar?
Tadi sudah saya katakan bahwa selama 4 tahun cukup memberi kesan bahwa saya betah dan nyaman. Cuman kadang saya merasa tidak nyaman karena sifat saya sendiri yang sudah menjadi bawan dari kecil dan ketidak nyamanan itu bukan dari faktor lembaga ini.

Menurut kabar yang beredar bapak mau mengundurkan diri, apakah itu benar?
Kalau masih mau mengundurkan diri sih memang benar, dulu masih dalam pertimbangan saya yang bisa dikatakan mengundurkan diri masih fifty-fifty. Namun alhamdulillah sampai hari ini saya masih menghirup sejuknya Al Azhaar.

Kami tahu bahwa bapak orang perantauan asal Jepara dan juga belum menikah, apakah bapak menemukan seorang gadis idaman di Tulungagung?
Memang benar saya perantauan asal Jepara dan belum menikah, tapi menemukan seorang gadis idaman di bumi Tulungagung bukan prioritas utama dan saya juga tidak berniat mencarinya di lingkungan Al Azhaar, karena pengalaman asmara saya tidak diawali dengan misi mencari gadis, disamping itu saya kapok menjalin hubungan dengan gadis luar daerah seperti Jatim dan Jabar. Ya meskipun gak semua cewek itu sama. Namun jika hati saya berhasil ditaklukkan oleh seorang gadis mungkin lain lagi ceritanya. Saya juga memiliki tipe cewek idaman, ibu juga bisa baca postingan di blog saya.

Demikian hasil wawancara yang berhasil kami dapat dari beliau bapak Muhammad Syihabuddin sebagai pengajar SD Islam Al Azhaar Tulungagung.
Tim SCTP mengabarkan dari Tulungagung Jawa Timur.